Katanya Pengalaman, Tapi Mangkir Undangan? Seno Aji Sindir Hadi Mulyadi Saat Debat Terakhir Pilgub Kaltim
Samarinda, jendelakatim.id – Debat terakhir calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kaltim pada Rabu malam (22/11/2024) berlangsung sengit. Disiarkan langsung melalui Metro TV dan kanal YouTube KPU Kaltim, debat ini menjadi ajang adu gagasan yang memikat perhatian masyarakat, khususnya terkait isu strategis transformasi sektor pertambangan ke pertanian dan hilirisasi komoditas.
Seno Aji, calon Gubernur nomor urut 2, tampil memukau dengan solusi konkret terkait tantangan yang dihadapi Kaltim. Ia menyoroti pentingnya transformasi sektor ekonomi dari sumber daya tidak terbarukan menuju sektor yang berkelanjutan seperti pertanian. Menurut Seno, pertanian di Kaltim saat ini masih jauh dari kata ideal.
“Produksi tani kita hanya mampu memenuhi 37% kebutuhan penduduk Kaltim. Produktivitas rata-rata hanya 3,7 ton per hektar. Oleh karena itu, transformasi dari sumber daya yang tidak terbarukan ke sektor pertanian menjadi keniscayaan,” ungkap Seno Aji tegas.
Ia juga menekankan urgensi hilirisasi komoditas, baik di sektor pertambangan maupun perkebunan.
“Kita punya potensi besar dari batu bara hingga kelapa sawit. Batu bara bisa diolah menjadi dimetil eter (DME), sementara kelapa sawit kita harus diarahkan menjadi biodiesel. Sayangnya, hingga saat ini kita belum memiliki pabrik biodiesel di Kaltim. Ini yang akan menjadi fokus kami,” tambah Seno.
Dalam paparannya, Seno Aji memperkenalkan program Jospol sebagai strategi unggulan untuk menarik investasi dan mendukung transformasi tersebut. Ia optimis, melalui Jospol, Kaltim dapat menciptakan infrastruktur pertanian yang lebih baik, memperluas lahan produktif, dan membangun pabrik-pabrik hilirisasi yang akan memberi nilai tambah bagi daerah.
Namun, perdebatan semakin memanas ketika Hadi Mulyadi, calon Wakil Gubernur dari pasangan lain, menantang Seno Aji dengan menyebut tidak adanya program hilirisasi signifikan yang digagas selama Seno menjabat sebagai Ketua DPRD Kaltim.
“Hilirisasi lebih banyak digagas oleh pemerintah, bukan oleh DPRD,” sindir Hadi.
Seno Aji merespons tudingan tersebut dengan lantang. Ia mengingatkan bahwa DPRD dan pemerintah adalah satu kesatuan yang harus bekerja sama.
“Katanya pengalaman, tapi diundang DPRD saja tidak pernah datang. Bagaimana kita mau membangun hilirisasi kalau tidak ada sinergi? Selama lima tahun, kami di DPRD sudah mendorong pemerintah. Track record kami jelas, tapi sayangnya implementasi di eksekutif lemah. Kasihan,” balas Seno dengan nada tegas.
Seno Aji menutup pernyataannya dengan janji optimis untuk membangun Kaltim yang lebih maju.
“Kami tidak hanya bicara, kami punya rencana. Dengan Jospol, kita akan mereformasi sektor pertanian, membangun jalur usaha tani, memperluas lahan produktif, dan memastikan transformasi ini berjalan utuh,” ujarnya.
Debat ini memperkuat posisi Seno Aji sebagai kandidat yang memiliki visi jelas untuk membawa perubahan di Kalimantan Timur. Masyarakat kini menanti realisasi dari janji-janji tersebut demi masa depan Kaltim yang lebih maju dan sejahtera. (yud)