Gerakan Pemuda Ansor di Usia 90 Tahun: Eksistensi, Tantangan, dan Harapan di Kalimantan Timur
SEBUAH peristiwa yang tak terlupakan bagi kebanggaan bangsa Indonesia kini tengah menghiasi kalender pergerakan, yaitu usia ke-90 Gerakan Pemuda Ansor. Dari sebuah awal yang historis, hingga menjadi salah satu kekuatan sebagai pendorong kemajuan peradaban yang berproses bagi perjalanan panjang Gerakan Pemuda Ansor, sungguh luar biasa kiprahnya di Indonesia hingga dunia.
Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), yang merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama (NU), resmi berdiri sejak Muktamar NU ke-9 pada tanggal 24 April 1934 M / 10 Muharram 1353 H di Banyuwangi.
Sejarah panjang Ansor bermula dari semangat para pemuda NU yang ingin membela agama, bangsa, dan tanah air dari ancaman-ancaman yang datang dari dalam maupun luar.
Sejak awal berdirinya, Ansor telah menjadi garda terdepan dalam perjuangan melawan penjajahan, baik secara fisik maupun intelektual. Mereka turut berperan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah, sekaligus membangun kesadaran nasionalisme di kalangan pemuda Indonesia.
Di Kalimantan Timur, kiprah Ansor tak kalah pentingnya. Cukup mewarnai suasana perlawanan di zaman kemerdekaan, hingga zaman modern dan serba digital seperti sekarang ini.
Sejak kehadirannya, Ansor telah menjadi pionir dalam berbagai eksistensi. Posisi Ansor bersama Bansernya selalu tegak dan tegas dalam keberpihakannya terhadap suasana damai, kebersamaan antar lintas agama, suku dan budaya. Menjaga dan menanamkan nilai ukhuwah yang berpedomana kepada ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An Nahdliyah.
Tidak sedikit kiprah gemilang telah ditorehkan oleh GP Ansor disetiap wilayah dengan corak dan ragam budaya dan konteksnya. Eksistensi Ansor bersama Bansernya selalu menjadi daya tarik tersendiri di sejumlah organisasi kepemudaan di tanah air. Bahkan kini Ansor juga telah menaklukkan dunia ditandai berdirinya Ansor dan Banser di pelbagai belahan dunia.
Namun, di tengah rasa syukur atas bertambahnya usia, tak bisa dipungkiri bahwa setiap organisasi memiliki catatan kritisnya sendiri. Begitu pula dengan kiprah Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Kalimantan Timur. Meskipun telah memberikan kontribusi yang signifikan, masih terdapat beberapa aspek yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.
Salah satu catatan kritis yang dapat diutarakan adalah terkait dengan kemampuan organisasi dalam menjangkau dan melayani kader dan masyarakat secara inklusif, terutama di daerah-daerah terpencil atau yang kurang terlayani karena alasan kondisi geografis, atau secara jumlah penduduk Muslim di tempat tertentu sebagai basis keanggotaan bukan mayoritas. Selain itu, perlu juga diperhatikan upaya-upaya untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh Banser (yang belakangan kerap jadi sorotan pihak-pihak yang selalu sengaja tidak ingin memahami kiprah Banser) agar langkahnya selalu berada dalam kerangka hukum yang berlaku dan tidak menimbulkan kontroversi atau ketidaknyamanan di tengah masyarakat. Sehingga Ansor dengan Bansernya itu tidak menjadi problem baru, tapi justru lebih kepada pemberi solusi atas persoalan yang muncul ditengah masyarakat dengan keserbagunaannya.
Demikian pula halnya dengan rekruitmen anggota, maka kaderisasi berjenjang di tubuh Ansor dan Banser menjadi keharusan yang terus dijadikan ‘trade mark’ untuk mengenal lebih jauh kiprah dan eksistensi organisasi berjas hijau ini. Tanpa kaderisasi yang kontinyu dan konsisten sebagai legalitas keanggotaan secara resmi, maka sejarah kedigdayaan Ansor dan Banser akan terhenti.
Kemampuan sumberdaya kader Ansor dan Banser di Kalimantan Timur kedepan, baik secara intelektual, kreatifitas, progresifitas dan kerja inovatif harus melekat di setiap kader Ansor dan Banser. Peradaban baru di era serba cepat dan adaptif adalah sebuah keniscayaan bagi kader Ansor dan Banser. Tanpa kemauan dan leadersip yang kuat, maka akan tertinggal.
Dengan memperingati usia ke-90 Gerakan Pemuda Ansor, mari kita renungkan betapa pentingnya peran dan kontribusi organisasi ini dalam membangun bangsa dan menciptakan masa depan yang lebih baik untuk generasi mendatang. Namun, mari juga kita tetap kritis dan proaktif dalam memberikan masukan yang konstruktif agar Gerakan Pemuda Ansor dan Banser dapat terus berkembang dan memberikan dampak yang positif bagi masyarakat, dan lebih progressif dalam kiprahnya terutama mengawal agenda-agenda Nadlatul Ulama khususnya di Kalimantan Timur.
Sebagai bagian dari bangsa yang berjuang untuk kemajuan bersama, mari kita terus mendukung dan mendorong Gerakan Pemuda Ansor dan Banser untuk menjadi kekuatan yang lebih berdaya guna dalam menghadapi tantangan-tantangan di masa depan yang berkesesuaian kebutuhan zaman. Bersama-sama, mari kita bahu-membahu membangun Indonesia yang lebih adil, sejahtera, dan harmonis bagi semua. Selamat hari lahir ke-90, Gerakan Pemuda Ansor. (*)
Herman A. Hasan
Sekwil GP Ansor Kaltim