Solusi Strategis Yusri Yusuf untuk Petani Kutim Hadapi Tantangan IKN
Sangatta, jendelakaltim.id – Fokus pada hilirisasi produk pertanian dinilai menjadi langkah strategis untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan petani di Kabupaten Kutai Timur (Kutim). Hal ini disampaikan oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kutim, Yusri Yusuf, yang melihat peluang besar sektor pertanian daerah tersebut dalam menopang kebutuhan pangan Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Hilirisasi adalah kunci agar hasil panen memiliki nilai tambah. Kalau produk pertanian bisa diolah menjadi barang lain, ini akan membuka peluang ekonomi yang lebih besar, terutama ketika hasil panen kurang terserap pasar,” ujar Yusri di ruang kerjanya, Kamis (21/11/2024).
Menurut Yusri, pengolahan hasil panen menjadi produk bernilai jual tinggi dapat menjadi solusi yang berkelanjutan bagi petani. Ia mencontohkan potensi pengembangan produk turunan seperti keripik singkong, olahan beras, atau bahkan pupuk organik yang bisa membantu petani memanfaatkan hasil pertanian secara maksimal.
Selain itu, ia mendorong pemerintah daerah untuk tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, tetapi juga memperkuat sektor hilir dengan memberikan pelatihan dan dukungan alat teknologi bagi petani.
“Kalau petani dibekali dengan pengetahuan dan teknologi yang memadai, mereka tidak hanya menjadi pemasok bahan mentah, tetapi juga mampu menghasilkan produk yang siap bersaing di pasar nasional bahkan internasional,” katanya.
Yusri menegaskan bahwa dukungan terhadap sektor pertanian harus menjadi prioritas, mengingat Kutim memiliki potensi besar sebagai salah satu penyangga pangan untuk IKN. Namun, ia mengingatkan bahwa peningkatan produktivitas saja tidak cukup tanpa penguatan kualitas dan pengolahan hasil pertanian.
Ia juga menyinggung pentingnya pemerintah untuk memberikan insentif dan bantuan seperti pupuk bersubsidi, benih unggul, dan akses ke pasar. Menurutnya, langkah ini akan memberikan dampak positif pada kesejahteraan petani sekaligus memperkuat posisi Kutim sebagai daerah strategis dalam mendukung kebutuhan pangan IKN.
“Petani butuh kehadiran nyata pemerintah. Mulai dari bantuan teknis hingga akses pemasaran. Dengan itu, mereka bisa bersaing dan meningkatkan pendapatan,” tutupnya. (yud)