Prof Jiuhardi Tanggapi Laporan Atas Tim Kuasa Hukum Isran-Hadi
Samarinda — Prof. Dr. Jiuhardi, dosen Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman (Unmul), menyampaikan permohonan maaf kepada kedua pasangan calon gubernur Kalimantan Timur beserta tim sukses dan masyarakat, terkait video yang menampilkan dirinya seolah-olah berpihak pada salah satu paslon. Pernyataan ini disampaikan Prof. Jiuhardi saat ditemui awak media di Fakultas Ekonomi Unmul, Samarinda, Selasa (29/10/24).
“Saya meminta maaf kepada kedua calon, tim sukses, dan masyarakat Kaltim atas beredarnya video yang seolah menunjukkan keberpihakan saya kepada salah satu paslon, padahal sebenarnya tidak. Saya sangat menghormati kedua calon ini sebagai putra terbaik Kaltim. Menurut saya, baik 01 maupun 02, keduanya sama-sama unggul dan membawa harapan bagi masyarakat Kaltim,” jelas Prof. Jiuhardi.
Ia mengungkapkan, kehadirannya dalam acara tersebut adalah sebagai Ketua Kerukunan Dayak Kenyah Kaltim, bukan sebagai bentuk dukungan politik.
“Saya memenuhi undangan Kepala Adat Pampang untuk menghadiri acara silaturahmi. Saat saya dipanggil oleh rektor, saya sudah menjelaskan bahwa saya hadir atas undangan adat, bukan dalam kapasitas lain. Seingat saya, tidak ada spanduk atau atribut paslon di acara itu, meskipun pasangan calon gubernur juga hadir,” ungkapnya.
Prof. Jiuhardi menambahkan bahwa dalam budaya Dayak, gelar kehormatan kerap diberikan kepada tamu penting sebagai tanda penghormatan, tanpa ada kaitannya dengan dukungan politik.
“Kebiasaan orang Dayak memberikan gelar kepada tamu, seperti Wakil Presiden yang diberikan gelar ‘Pampok’ dan Wali Kota yang diberi ‘Luluk Lingau’. Saya memang mengusulkan gelar ‘Amai’, yang artinya ‘bapak’, sebagai sapaan hormat. Gelar ini menggambarkan rasa hormat, terlepas dari jabatan atau posisi seseorang,” katanya.
Dengan klarifikasi ini, Prof. Jiuhardi berharap agar masyarakat tidak salah paham terhadap kehadirannya di acara tersebut dan menghargai adat istiadat yang dilestarikan masyarakat Dayak. (yud)