Jelang Akhir Tahun, Wagub Kaltim Ingatkan Ancaman Inflasi dan Percepat Digitalisasi Keuangan

SAMARINDA, jendelakaltim.id – Menjelang akhir tahun, Wakil Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Seno Aji mengingatkan seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan inflasi yang dipicu oleh meningkatnya kebutuhan masyarakat serta dinamika ekonomi daerah.
Menurutnya, pengendalian inflasi tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan sinergi lintas sektor yang kuat dan berkelanjutan, disertai percepatan digitalisasi sistem keuangan daerah sebagai langkah strategis.
Peringatan tersebut disampaikan Seno Aji saat membuka High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Kaltim yang digelar di Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI), Kamis (18/12/2025).
“Kita perlu waspada karena ada kemungkinan inflasi di akhir tahun akan meningkat. Namun dengan sinergi yang kuat, inflasi tetap bisa kita kendalikan,” ujarnya.
Seno Aji menjelaskan, perkembangan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) turut menjadi faktor yang perlu diantisipasi. Dalam satu hingga dua tahun ke depan, arus masuk penduduk baru diperkirakan meningkat, yang secara otomatis akan mendorong permintaan barang dan jasa di Kaltim.
Kondisi tersebut, lanjutnya, menuntut langkah pengendalian inflasi yang lebih serius, terukur, dan berbasis data agar stabilitas ekonomi daerah tetap terjaga.
Dalam forum tersebut, Seno Aji juga menyampaikan apresiasi atas kinerja TPID dan TP2DD Kaltim dalam menjaga inflasi daerah. Berdasarkan data hingga November 2025, inflasi Kaltim secara year-on-year tercatat sebesar 2,28 persen, sementara inflasi year-to-date berada di angka 1,96 persen.
“Ini patut kita banggakan karena seluruh kabupaten dan kota turut memantau serta mengendalikan inflasi dengan baik,” katanya.
Meski demikian, ia mengakui masih terdapat komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar, khususnya beras dan kelompok cabai-cabaian yang harganya cenderung fluktuatif. Untuk komoditas beras, ia menilai produksi di Kaltim menunjukkan tren positif dengan total produksi yang mendekati 160 ribu ton.
Seno Aji juga mengapresiasi peran Bulog yang terus menyerap hasil panen petani sesuai arahan Presiden, sehingga ketersediaan stok beras di Kaltim dinilai aman hingga akhir tahun.
Selain isu inflasi, percepatan digitalisasi transaksi keuangan daerah menjadi perhatian serius Wakil Gubernur. Ia menyoroti masih adanya layanan publik, termasuk penyeberangan antardaerah, yang belum sepenuhnya menerapkan sistem pembayaran non-tunai.
“Ini perlu kita dorong agar pembayaran dilakukan secara non-tunai atau digital sebagai bagian dari transformasi keuangan daerah,” tegasnya.
Ia berharap pemerintah kabupaten dan kota yang belum optimal dalam menerapkan digitalisasi keuangan daerah dapat segera melakukan percepatan, sehingga sinergi TP2DD di Kaltim semakin kuat dan berkelanjutan.
Langkah tersebut, menurutnya, tidak hanya penting untuk meningkatkan efisiensi layanan publik, tetapi juga untuk mempertahankan berbagai penghargaan nasional yang telah diraih Pemerintah Provinsi Kaltim.
Seno Aji menegaskan, High Level Meeting TPID dan TP2DD menjadi forum strategis untuk membaca arah inflasi ke depan sekaligus merumuskan langkah-langkah antisipatif guna menjaga stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Kalimantan Timur. (red)



